Kapan Terjadinya Perang Dunia 1 Dan Apa Penyebabnya
Penyebab Perang Dunia II
Penyebab Perang Dunia II bisa dibedakan menjadi dua, yaitu penyebab umum dan khusus. Berikut ini penjelasan yang dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial 3 (2008) oleh Ratna Sukmayani dkk.
Kegagalan LBB dalam mencegah pertikaian yang terjadi, terutama di Eropa, membuat negara-negara tidak lagi berpedoman lewat LBB. Mereka memilih membela negara sendiri. LBB justru menjadi alat politik negara besar untuk mencari keuntungan, seperti saat Italia menyerang negara Ethiopia pada 1935.
Konferensi perlucutan senjata di Genewa dan Washington yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan akibat meningkatkan pertempuran telah gagal. Kemudian muncul kecurigaan pada negara-negara dan mereka berusaha meningkatkan penggunaan senjata hingga terjadi perlombaan senjata.
Negara-negara kembali mencari kawan untuk membentuk aliansi politik yang saling bertentangan. Misalnya muncul Blok Jerman dan Italia dengan paham fasis. Kemudian Blok Prancis dan Inggris yang berpaham demokrasi. Ada juga Blok Rusia dengan paham komunis.
Negara-negara yang berhasil mengatasi krisis ekonomi tumbuh menjadi negara ultranasionalis yang menjalankan imperialisme baru, seperti Jepang dengan semboyan 'Hakko Ichiu', Jerman dengan semboyan 'Lebensraum', dan Italia dengan semboyan 'Italia Irredenta'. Mereka menganggap punya kuasa untuk memimpin bangsa lain dengan imperialisme baru.
Adanya Perjanjian Versailles pada Perang Dunia I oleh pihak sekutu membuat Jerman ingin membalas dendam kepada Inggris dan Perancis. Pada kepemimpinan Adolf Hitler, maka Jerman membangun lagi angkatan perang dan mengadakan wajib militer.
Hitler mengembangkan sikap nasionalisme yang sempit dengan menganggap Jerman adalah bangsa superior untuk menguasai bangsa lain. Paham tersebut yang mendorong Jerman melakukan ekspansi ke negara lain.
Beberapa peristiwa penyerbuan juga menyebabkan Perang Dunia II dimulai. Antara lain Jepang yang menyerbu Cina pada 1937, Jerman menyerbu Polandia pada 1939, dan Jepang yang menyerbu pangkalan armada AS di Pearl Harbour pada 1941.
Sementara yang menjadi penyebab khusus atau pemicu terjadinya Perang Dunia II adalah berkaitan dengan isi Perjanjian Versailles yang menuntut Prusia Timur untuk berpisah dari Jerman dengan koridor Polandia sebagai pemisahnya.
Di tengah koridor tersebut terdapat Kota Danzig yang berada di bawah penguasaan LBB sebagai kota merdeka. Hitler menuntut Kota Danzig untuk dimasukkan ke wilayah Jerman karena penduduknya berkebangsaan Jerman.
Polandia kemudian menolak dan malah mengadakan perjanjian dengan Inggris, Prancis, Rumania, dan Yunani untuk saling kerja sama menjamin kemerdekaannya. Pada 1 September 1939, Jerman menyerbu Polandia. Pada 3 September 1939, Inggris dan Prancis mengumumkan perang terhadap Jerman.
Di Asia, penyerbuan Jepang atas Cina pada 1937 menjadi pemicu terjadinya perang. Sementara di Amerika Serikat terjadi penyerbuan di Pearl Harbour oleh Jepang pada 7 Desember 1941 sehingga menyebabkan AS membalasnya.
Apa itu Altcoin Season?
Dunia aset kripto (cryptocurrency) tidak selalu sebatas bitcoin saja. Namun, ada juga koin lainnya yang disukai dan populer selain bitcoin. Koin-koin ini disebut dengan altcoin. Altcoin merupakan semua aset kripto yang dirilis setelah peluncuran Bitcoin. Altcoin diciptakan untuk melampaui Batasan yang terdapat pada Bitcoin sebagai aset digital.
Agar bisa bersaing dengan Bitcoin, tentu altcoin harus memiliki keunggulan lain yang tidak dimiliki oleh Bitcoin. Contoh altcoin adalah Cardano, Ethereum, Binance, Polkadot, Polygon, dan lainnya. Nah, merujuk pada pengertiannya, maka altcoin season adalah periode dimana koin alternatif tersebut mengalami kenaikan nilai akibat meningkatnya volume perdagangan.
Peningkatan volume perdagangan mengakibatkan harga altcoin mengalami lonjakan yang melampaui Bitcoin dan dollar AS. Pada saat altcoin season berlangsung, pasar akan dikuasai oleh altcoin dan Bitcoin kehilangan dominasinya dalam pasar. Hal ini dapat dilihat pada nilai kapitalisasi Bitcoin yang menurun.
Musim ini pernah terjadi pada akhir 2017 dimana Bitcoin telah mencapai puncak harga tertingginya dan di awal tahun 2018, dominasi Bitcoin pada pasar merosot sebesar 37,84 persen.
Intervensi Belanda di Keraton Yogyakarta
Salah satu penyebab umum terjadinya Perang Diponegoro adalah intervensi Belanda di Keraton Yogyakarta.
Terbaginya Kerajaan Mataram Islam menjadi tiga kekuasaan (Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegaran), pada abad ke-18 tidak lepas dari campur tangan Belanda.
Memasuki abad ke-19, situasi di Surakarta dan Yogyakarta semakin memprihatinkan.
Intervensi pemerintah kolonial terhadap pemerintahan lokal tidak jarang mempertajam konflik yang sudah ada atau justru melahirkan permasalahan baru di lingkungan kerajaan.
Hal ini juga terjadi di Yogyakarta, di mana konflik di keraton dimanfaatkan Belanda untuk menerapkan taktik adu domba.
Campur tangan pihak kolonial tidak hanya memicu perpecahan, tetapi juga membawa pergeseran adat dan budaya keraton yang tidak sesuai dengan budaya Nusantara.
Sejak Sultan Hamengkubuwono III memegang tumpuk pemerintahan Yogyakarta, Pangeran Diponegoro sangat malu dan prihatin terhadap terjadinya konflik suksesi di keraton.
Bahkan, karena sang ayah sangat sekuler dan cenderung pada budaya Barat, Pangeran Diponegoro memillih meninggalkan aktivitas di keraton dan hanya melakukan audiensi kepada ayahnya pada hari-hari besar.
Baca juga: Siapa Saja Tokoh yang Membantu Perang Diponegoro?
Jalannya Perang Dunia II
Berdasarkan laman Universitas Islam An Nur Lampung, jalannya Perang Dunia II dapat dibagi menjadi beberapa tahap berdasarkan tempat kejadiannya, yaitu:
Terjadinya perang di Eropa diawali dengan invasi Jerman ke Polandia pada 1 September 1939. Hal ini memicu Inggris dan Prancis mendeklarasikan perang terhadap Jerman. Jerman berhasil menguasai sebagian besar Eropa Barat dan Tengah dengan strategi blitzkrieg (perang kilat), yaitu serangan udara dan darat yang cepat dan mendadak.
Pada 1940, Jerman melancarkan serangan udara terhadap Britania Raya dalam Pertempuran Britania, namun mereka gagal mengalahkan Angkatan Udara Kerajaan (RAF). Selanjutnya pada 1941, Jerman menyerbu Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa, tetapi mengalami kesulitan karena cuaca dingin dan perlawanan sengit dari tentara Soviet.
Pada 1944, Sekutu mendaratkan pasukan di Normandia (D-Day) dan membebaskan sebagian besar Eropa Barat dari pendudukan Jerman, sehingga berhasil membuka front barat. Pada 1945, Sekutu menyerbu Berlin dan mengakhiri rezim Nazi. Adolf Hitler kemudian bunuh diri.
Sebab khusus Perang Diponegoro
Sebab khusus terjadinya perlawanan Pangeran Diponegoro adalah pematokan tanah oleh Belanda di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro.
Pada tahun 1825, Belanda dengan sengaja menanam patok-patok untuk membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro.
Hal itulah yang membuat kemarahan Pangeran Diponegoro memuncak, dan menyatakan sikap perang terhadap Belanda.
Sebelum insiden patok tersebut, pada 1823, Jonkheer Anthonie Hendrik Smissaert diangkat sebagai residen Yogyakarta.
Tanpa diketahui sebabnya, tokoh Belanda ini dikenal sebagai sosok yang sangat anti terhadap Pangeran Diponegoro.
Ketiadaan pemimpin yang berwibawa di lingkungan keraton membuat para pejabat Belanda, termasuk Smissaert berbuat semaunya.
Smissaert bahkan selalu duduk di kursi yang disediakan untuk sultan ketika diadakan rapat resmi.
Baca juga: Keris Kiai Nogo Siluman, Pusaka Milik Pangeran Diponegoro
Konflik pribadi antara Pangeran Diponegoro dengan Smissaert semakin tajam sesudah peristiwa saling mempermalukan di depan umum dalam sebuah pesta di kediaman residen.
Kala itu, Pangeran Diponegoro terang-terangan menentang Smissaert. Hal itulah yang membuat Smissaert bekerjasama dengan Patih Danurejo untuk menyingkirkan Pangeran Diponegoro dari istana Yogyakarta.
Pada suatu hari di tahun 1825, Smissaert dan Patih Danurejo memerintahkan anak buahnya untuk memasang patok dalam rangka membuat jalan baru.
Pemasangan patok ini secara sengaja melewati pekarangan milik Pangeran Diponegoro di Tegalrejo tanpa izin.
Pangeran Diponegoro memerintahkan rakyat untuk mencabuti patok-patok itu karena di tanah tersebut terletak makam leluhurnya.
Namun, Patih Danurejo memerintahkan untuk memasang kembali patok-patok itu dengan dikawal pasukan Macanan (pasukan pengawal Kepatihan).
Baca juga: Reog Bulkiyo, Warisan Prajurit Pangeran Diponegoro
Pengikut Pangeran Diponegoro kemudian merespon dengan mencabuti patok-patok yang baru saja ditanam dan menggantinya dengan tombak-tombak mereka, sebagai simbol perlawanan terhadap Belanda.
Berita insiden patok ini dengan cepat menyebar ke masyarakat, dan setelah itu meletuslah Perang Diponegoro pada 20 Juli 1825.
Perang Dunia II atau World War II adalah bagian sejarah dunia yang penting diketahui. Simak sejarah Perang Dunia II di sini, mulai dari negara mana saja yang terlibat, apa saja penyebab terjadinya perang, dan bagaimana jalannya perang.
Negara yang Terlibat Perang Dunia II
Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas XI: Pengaruh Perang Dunia I dan Perang Dunia II Bagi Kehidupan Politik Global, terdapat beberapa negara yang terlibat Perang Dunia II. Ada dua kelompok berlawanan, yaitu Blok Axis atau Poros dan Blok Allied atau Sekutu.
Blok Poros terdiri dari tiga negara fasis, yaitu Jerman, Italia, dan Jepang. Sebelum terjadinya perang, Jerman telah menandatangani beberapa perjanjian, seperti Pakta Poros Roma-Berlin pada Mei 1936 dengan Italia, dan Pakta Anti Komintern (komunis internasional) dengan Jepang pada November 1936.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lawan mereka adalah Blok Sekutu yang terdiri dari Inggris, Prancis, Uni Soviet, China dan Amerika Serikat, serta negara-negara lain yang terancam oleh kekuatan Blok Axis.
Perang di Afrika dan Timur Tengah
Perang di Afrika dan Timur Tengah diawali dari invasi Italia ke Ethiopia pada 1935, yang memicu perlawanan dari Ethiopia dan Liga Bangsa-Bangsa. Italia yang bergabung dengan Jerman kemudian menguasai sebagian besar Afrika Utara dan Timur.
Pada 1940-1943, Britania Raya dan sekutunya mengalahkan pasukan Poros di Afrika dalam Pertempuran El Alamein. Pada 1944, Sekutu juga berhasil menguasai sebagian besar Timur Tengah dengan bantuan dari gerakan perlawanan nasionalis di negara-negara Arab.
Itulah tadi sejarah singkat mengenai Perang Dunia II, mulai dari negara-negara yang terlibat, penyebab perang, dan bagaimana perang berlangsung.
KOMPAS.com - Perang Diponegoro adalah serangkaian pertempuran antara Pangeran Diponegoro melawan Belanda, yang berlangsung dari tahun 1825 hingga 1830.
Pangeran Diponegoro merupakan putra Sultan Hamengkubuwono III (1810-1811).
Bermula di Yogyakarta, tempat terjadinya Perang Diponegoro meluas hingga ke banyak daerah di Jawa.
Oleh sebab itu, perlawanan Pangeran Diponegoro juga kerap disebut sebagai Perang Jawa.
Apa sebab umum dan sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro?
Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya
Intervensi Belanda di Keraton Yogyakarta
Salah satu penyebab umum terjadinya Perang Diponegoro adalah intervensi Belanda di Keraton Yogyakarta.
Terbaginya Kerajaan Mataram Islam menjadi tiga kekuasaan (Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegaran), pada abad ke-18 tidak lepas dari campur tangan Belanda.
Memasuki abad ke-19, situasi di Surakarta dan Yogyakarta semakin memprihatinkan.
Intervensi pemerintah kolonial terhadap pemerintahan lokal tidak jarang mempertajam konflik yang sudah ada atau justru melahirkan permasalahan baru di lingkungan kerajaan.
Hal ini juga terjadi di Yogyakarta, di mana konflik di keraton dimanfaatkan Belanda untuk menerapkan taktik adu domba.
Campur tangan pihak kolonial tidak hanya memicu perpecahan, tetapi juga membawa pergeseran adat dan budaya keraton yang tidak sesuai dengan budaya Nusantara.
Sejak Sultan Hamengkubuwono III memegang tumpuk pemerintahan Yogyakarta, Pangeran Diponegoro sangat malu dan prihatin terhadap terjadinya konflik suksesi di keraton.
Bahkan, karena sang ayah sangat sekuler dan cenderung pada budaya Barat, Pangeran Diponegoro memillih meninggalkan aktivitas di keraton dan hanya melakukan audiensi kepada ayahnya pada hari-hari besar.
Baca juga: Siapa Saja Tokoh yang Membantu Perang Diponegoro?
Proses Altcoin Season
Awal terjadinya proses altcoin season adalah berakhirnya masa bullish Bitcoin dalam pasar. Peranan Bitcoin sangat memengaruhi pasar kripto karena kapitalisasi pasar Bitcoin menguasai hampir 50% pasar dunia.
Proses musim ini dimulai pada saat investor mulai menjual Bitcoin ke mata uang Fiat atau menukarkan ke altcoin yang memiliki potensi memberikan keuntungan. Semakin banyak permintaan untuk memiliki altcoin, mengakibatkan harga altcoin terus naik.
Kenaikan harga altcoin dan volume perdagangan, membuat para investor mengalami FOMO (fear of missing out) dan mulai berbondong-bondong membeli altcoin.
Meroketnya harga altcoin dan meningkatnya volume perdagangan harian mengakibatkan naiknya harga altcoin secara menyeluruh. Inilah yang disebut dengan altcoin season.
Cara memanfaatkan Altcoin Season
Cara untuk memanfaatkan momentum musim ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan melakukan strategi HODL atau trading. HODL atau hold on for dear life merupakan strategi untuk menyimpan koin dalam jangka waktu yang panjang.
Jika kamu menggunakan strategi ini, maka kamu harus memilih altcoin yang memiliki potensi besar di masa depan. Lakukan riset mendalam terhadap whitepaper setiap altcoin yang ingin diinvestasikan. Jangan lupa lakukan diversifikasi karena volatilitas pasar kripto sangat tinggi.
Kamu juga bisa melakukan trading terhadap altcoin yang mengalami kenaikan harga yang drastis. Cara ini cukup berisiko, oleh karena itu kamu lakukan analisis pada altcoin dengan melihat volume perdagangan, kepercayaan publik, serta popularitasnya.
Jangan lupa untuk membuat trading plan seperti target risiko, harga masuk, target keuntungan dan lainnya. Nah, kamu bisa memanfaatkan Aplikasi Ajaib Kripto untuk trading, lho. Aplikasi Ajaib Kripto tersedia fitur yang membantumu buat trading maupun berinvestasi.Nah, tunggu apa lagi? Download Aplikasi ajaib kripto sekarang!
Jakarta (ANTARA) - Bulan Purnama atau bulan penuh (full moon) merupakan salah satu fenomena alam yang paling dikenal dan dinantikan oleh banyak orang.
Pada saat Bulan Purnama, Bulan terlihat sepenuhnya terang dan bulat di langit malam, memberikan pemandangan yang memukau dan sering kali menjadi bahan perbincangan. Fenomena ini menarik perhatian banyak orang, baik mereka yang memiliki ketertarikan pada astronomi maupun yang hanya ingin menikmati keindahan alam.
Bulan Purnama juga sering dikaitkan dengan berbagai tradisi budaya, seperti perayaan Hari Suci Purnama bagi umat Hindu. Pada hari ini, umat Hindu melaksanakan persembahyangan sebagai bentuk yadnya, memohon kepada Sang Hyang Chandra untuk menyucikan diri.
Baca juga: Bulan purnama saat Festival Pertengahan Musim Gugur di Timur Tengah
Namun, apa sebenarnya yang terjadi terciptanya fenomena ini dan kapan bulan Purnama sepenuhnya terjadi? Berikut penjelasannya.
Proses terjadinya Bulan Purnama
Proses pada Bulan Purnama terjadi ketika bulan mencapai pada titik orbitnya, dimana posisi Bulan tepat berseberangan dengan Matahari dengan Bumi diantaranya. Dalam posisi ini, sisi Bulan yang menghadap Bumi akan sepenuhnya diterangi oleh sinar dari cahaya Matahari, sehingga tampak cerah dan bulat.
Fenomena ini merupakan bagian dari siklus lunar yang berlangsung sekitar 29,5 hari. Selama siklus ini, Bulan melewati beberapa fase, termasuk bulan baru, bulan sabit, kuartal pertama dan bulan eaxing gibbous, sebelum akhirnya mencapai fase purnama.
Baca juga: Supermoon terakhir tahun 2024 nampak di langit Indonesia besok
Kapan Bulan Purnama terjadi?
Bulan Purnama akan terjadi setiap satu kali pada siklus lunar, siklus ini memiliki durasi rata-rata 29,5 hari. Dengan durasi tersebut, Bulan Purnama umumnya diperkirakan muncul sekitar hari ke-14 atau ke-15 dalam kalender lunar.
Terkadang, fase Bulan Purnama dalam satu bulan kalender terdapat dua kali fase bulan purnama, fenomena ini yang dikenal dengan istilah "bulan biru". Fenomena yang cukup langka dan hanya terjadi rata-rata setiap 33 bulan sekali atau terjadi pada tahun-tahun di mana dua bulan biru terjadi.
Meskipun siklus lunar sekitar 29,5 hari, Fase Bulan Purnama akan terjadi setiap bulan, namun tidak selalu pada tanggal yang sama. Bulan purnama yang tepat jatuh pada tanggal tertentu akan bervariasi setiap bulan nya.
Oleh karena itu, untuk mengetahui kapan Bulan Purnama berikutnya akan terjadi, kita sering kali memerlukan kalender astronomi yang menunjukkan tanggal dan waktu yang tepat.
Baca juga: Ini alasan fenomena “supermoon” dapat pengaruhi pola tidur
Baca juga: BMKG: Gelombang tinggi lebih dari dua meter di perairan selatan NTB
Pewarta: Sean Anggiatheda SitorusEditor: Suryanto Copyright © ANTARA 2024
KOMPAS.com - Perang Diponegoro adalah serangkaian pertempuran antara Pangeran Diponegoro melawan Belanda, yang berlangsung dari tahun 1825 hingga 1830.
Pangeran Diponegoro merupakan putra Sultan Hamengkubuwono III (1810-1811).
Bermula di Yogyakarta, tempat terjadinya Perang Diponegoro meluas hingga ke banyak daerah di Jawa.
Oleh sebab itu, perlawanan Pangeran Diponegoro juga kerap disebut sebagai Perang Jawa.
Apa sebab umum dan sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro?
Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya